Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Narasi Puisi Dukuhpicung Nanjung

 Lemah Rahayu Dukuhpicung

Tanah yang pernah disiram oleh darah perjuangan para leluhur,
dipelihara oleh bakti masyarakat,
dan dianugerahi cahaya kemuliaan.

Bersatu dalam perjalanan waktu,
dari para leluhur hingga kita yang hidup hari ini,
membangunkan rasa setia pada nilai, budaya, dan kebaikan.

Ketika angin berhembus lembut menembus batas waktu,
ada suara para leluhur yang menurunkan berkah,
mengiringi setiap langkah rakyatnya
di sana ada jejak iman,
ada semangat untuk maju.

Pohon picung berdiri tegak di tengah rahayu,
menjadi pengingat bahwa kesejahteraan lahir dari kesetiaan
dan kekuatan gotong royong.

Sungai Cisanggarung mengalir dengan hening,
membawa berkah, menghidupkan tanah,
menjadi saksi bahwa hidup harus mengalir dengan kebaikan,
bersatu dalam kesabaran, tumbuh dalam keikhlasan.

Di momen penuh rahayu ini,
saya sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal dan mengabdi di Dukuhpicung,
menyampaikan sujud penghormatan kepada para leluhur…
mereka yang mendirikan tanah rahayu ini,
yang mengukir jejak kemuliaan dan menjaga warisan berharga.

Semoga mereka berkenan menemani langkah generasi penerus,
membukakan makna dan menyingkap arti lambang “Dukuhpicung Nanjung,”
dengan kerendahan hati, dengan penuh hormat
agar segala hal senantiasa dalam lindungan berkah Tuhan
dan diridai oleh para leluhur yang menjaga rahayu dalam hening perjalanan waktu.

 

asePower11.11.2025

 


 

Posting Komentar untuk "Narasi Puisi Dukuhpicung Nanjung"