IHSG Melemah, Ini Penyebab Utamanya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan dan bergerak melemah dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, disebut menjadi pemicu utama penurunan indeks acuan pasar modal Indonesia ini.
Salah satu sentimen terbesar datang dari dalam negeri, yakni perubahan kabinet di sektor keuangan. Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa menimbulkan kecemasan pelaku pasar. Keputusan tersebut berimbas pada pelemahan rupiah hingga menembus kisaran Rp16.495 per dolar AS, sekaligus mendorong aksi jual saham oleh investor.
Selain faktor politik domestik, dinamika global juga ikut menekan IHSG. Ekspektasi perubahan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, membuat pasar bersikap hati-hati. Data ekonomi yang melemah di AS serta ketegangan geopolitik global semakin memperburuk sentimen.
Ketidakpastian arah kebijakan fiskal di era pemerintahan baru juga memperbesar keraguan investor. Rencana belanja negara yang tinggi serta risiko pelebaran defisit menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas jangka panjang. Kondisi tersebut sempat memicu kejatuhan IHSG lebih dari 7 persen pada Maret lalu hingga Bursa Efek Indonesia terpaksa menghentikan sementara perdagangan.
Tekanan tambahan datang dari saham-saham berkapitalisasi besar, terutama di sektor perbankan dan industri. Saham-saham seperti BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, hingga ASII menjadi penyumbang utama pelemahan indeks pada awal Juni 2025.
Anjloknya IHSG tidak hanya berimbas pada pasar modal, tetapi juga ekonomi nasional secara luas. Turunnya kepercayaan investor menyebabkan arus modal keluar, mengurangi pendapatan negara dari pajak dan dividen BUMN, serta menghambat pendanaan proyek infrastruktur.
Meski begitu, sebagian analis menilai koreksi pasar ini dapat membuka peluang akumulasi bagi investor jangka panjang, terutama pada saham-saham berfundamental kuat.
Posting Komentar untuk "IHSG Melemah, Ini Penyebab Utamanya"