Setiap Makna Adalah Kebohongan yang Belum Disadari
Kita tumbuh dikelilingi oleh makna tentang cinta, kebenaran, kesuksesan, bahkan tentang diri kita sendiri. Kita diajarkan untuk percaya bahwa hidup harus memiliki arti tertentu, seolah tanpa makna kita tidak sah untuk ada. Namun, semakin dalam aku menatap makna-makna itu, semakin jelas bahwa semuanya hanyalah cerita yang kita ciptakan agar kekosongan terasa masuk akal.
Makna tidak pernah datang dari luar;
ia lahir dari ketakutan kita terhadap kehampaan. Kita menamai segalanya
agar dunia tampak teratur, padahal di balik semua penamaan itu hanya ada kekacauan
yang berjalan diam-diam.
Dan di sanalah kebohongan itu tumbuh bukan kebohongan yang disengaja,
melainkan kebohongan yang belum disadari.
Aku mulai sadar, mungkin tidak ada makna yang
benar-benar benar. Mungkin semua makna hanya sementara fragmen dari
kesadaran yang sedang mencari dirinya sendiri.
Dan saat kesadaran itu tumbuh, kebohongan perlahan runtuh. Yang tersisa
bukanlah makna baru, tapi keheningan yang tak butuh penjelasan.
Kita memeluk arti hidup, seolah itu
satu-satunya hal yang menyelamatkan kita dari absurditas. Tapi bagaimana jika
makna itu sendiri hanyalah tirai yang menutupi ketakberartian yang
sebenarnya? Bagaimana jika setiap keyakinan, setiap “tujuan”, hanyalah cara
pikiran melindungi dirinya dari sunyi?
Posting Komentar untuk "Setiap Makna Adalah Kebohongan yang Belum Disadari"