Kenapa Angka Pengangguran di Kabupaten Kuningan Sangat Tinggi?
Kabupaten Kuningan, yang terletak di Jawa Barat, menghadapi permasalahan pengangguran yang cukup signifikan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menempatkan Kuningan sebagai salah satu daerah dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di provinsi tersebut. Dari total angkatan kerja yang berjumlah 618.129 orang, 7,78 persen di antaranya masih menganggur.
Situasi ini menempatkan Kuningan dalam posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat, seperti yang terlihat dari perbandingan TPT dengan kota/kabupaten lain seperti Cimahi, Bekasi, Sukabumi, dan Bogor.
Kondisi ini menuntut perhatian serius dan langkah strategis untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kuningan.
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka pengangguran di Kuningan adalah minimnya industrialisasi.
Berbeda dengan daerah lain di Jawa Barat yang berkembang pesat dengan sektor manufaktur, Kuningan masih sangat bergantung pada sektor tradisional seperti pertanian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Ketergantungan ini menciptakan keterbatasan lapangan kerja formal yang mampu menyerap angkatan kerja dalam jumlah besar.
Sektor pertanian dan UMKM, meskipun penting, belum mampu memberikan solusi optimal terhadap penyerapan tenaga kerja, terutama bagi generasi muda dan lulusan baru yang membutuhkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan keahlian mereka.
Laporan Perekonomian Jawa Barat 2024 dari Bank Indonesia juga menyoroti masalah ini, menekankan bahwa pertumbuhan angkatan kerja di Kuningan tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai.
Keterbatasan lapangan kerja di Kuningan mendorong generasi muda untuk mencari peluang di luar daerah. Banyak dari mereka yang memilih merantau ke kota-kota industri seperti Bekasi, Karawang, dan Jakarta dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan upah yang lebih layak.
Fenomena urbanisasi ini mencerminkan kurangnya kesempatan yang tersedia di kampung halaman mereka.
Kisah Rina, seorang lulusan sarjana ekonomi, menggambarkan realitas ini. Setelah lulus, ia kesulitan mencari pekerjaan yang relevan dengan pendidikannya di Kuningan.
Ia sempat mencoba berwirausaha kecil-kecilan di kampung halamannya, namun ia tetap berharap adanya dukungan yang lebih besar dari pemerintah untuk pengembangan UMKM. Ia percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, UMKM dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran di Kuningan.
Aspirasi Rina sejalan dengan harapan banyak pelaku UMKM lainnya di Kuningan yang membutuhkan akses permodalan, pelatihan, dan pasar yang lebih luas.
Selain minimnya industri, rendahnya daya saing tenaga kerja lokal juga menjadi permasalahan yang perlu diatasi. Banyak lulusan pendidikan di Kuningan yang kurang memiliki keterampilan spesifik yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini.
Hal ini menyebabkan mereka kesulitan bersaing dengan tenaga kerja dari daerah lain yang memiliki keterampilan yang lebih relevan dengan kebutuhan industri.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program pelatihan vokasi dan sertifikasi keterampilan sangat penting untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.
Kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan komunitas diperlukan untuk menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri, seperti pelatihan di bidang teknologi, digital marketing, dan keterampilan teknis lainnya.
Potensi pariwisata di Kuningan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah pengangguran. Kuningan memiliki kekayaan alam yang melimpah, seperti Gunung Ciremai, air terjun (curug), dan wisata budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata.
Namun, pengelolaan sektor pariwisata di Kuningan masih belum optimal. Infrastruktur penunjang, seperti akses jalan, fasilitas akomodasi, dan promosi, perlu ditingkatkan untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Pengembangan sektor pariwisata yang terencana dengan baik dapat menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat lokal, terutama di sektor perhotelan, kuliner, dan jasa pariwisata.
Pemerintah daerah memiliki peran sentral dalam mengatasi masalah pengangguran di Kuningan. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain mendorong investasi industri dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan insentif pajak, dan menyediakan lahan industri yang memadai.
Selain itu, pemerintah juga perlu fokus pada pengembangan UMKM melalui program-program dukungan yang berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki Kuningan dan mengatasi permasalahan pengangguran secara efektif. Dengan kerja sama yang solid, Kuningan memiliki peluang besar untuk menjadi daerah yang lebih maju dan sejahtera.
Posting Komentar untuk "Kenapa Angka Pengangguran di Kabupaten Kuningan Sangat Tinggi?"