Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Google Ungkap 3 Sektor Bisnis di Indonesia yang Paling Banyak Menggunakan AI

AssyaGosa - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia menunjukkan tren yang signifikan. Berdasarkan data dari Google, adopsi AI di Indonesia tidak hanya terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, tetapi juga meluas ke daerah lain seperti Jawa, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau.

Hal ini menandakan bahwa Indonesia sedang beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan berupaya untuk tidak tertinggal dari negara-negara lain dalam pemanfaatan AI.

Google Indonesia, melalui Country Director Veronica Utami, menekankan pentingnya AI bagi keberlanjutan dan inovasi bisnis.

Laporan "e-Conomy SEA 2024" yang disusun oleh Google bersama Temasek dan Bain & Company mengidentifikasi tiga sektor bisnis utama di Indonesia yang paling aktif mengintegrasikan AI ke dalam operasional mereka:

  1. Pemasaran (marketing),
  2. Game, dan
  3. Pendidikan

Penggunaan AI di sektor pemasaran difokuskan untuk menargetkan iklan secara lebih efektif dan personal.

Dalam industri game, AI dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman interaksi pemain, menciptakan karakter non-pemain (NPC) yang lebih cerdas, dan mengembangkan alur permainan yang dinamis.

Sementara di sektor pendidikan, AI digunakan untuk mengembangkan pembelajaran adaptif yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa.

Pemanfaatan AI oleh pelaku bisnis di Indonesia didorong oleh keinginan untuk mengikuti tren teknologi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing.

AI dianggap sebagai kunci untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Masyarakat Indonesia juga semakin sadar akan potensi AI, menjadikannya sebagai topik yang penting dan relevan.

Data dari Google menunjukkan bahwa aplikasi seluler dengan fitur AI yang paling populer diunduh berfokus pada pembuatan konten (9%), efek foto (9%), dan pengeditan video (7%).

Hal ini mencerminkan minat masyarakat terhadap aplikasi AI yang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas mereka.

Selain mengidentifikasi sektor-sektor bisnis yang mengadopsi AI, Google juga menyoroti potensi pertumbuhan infrastruktur pendukung AI di Indonesia.

Perusahaan teknologi tersebut memproyeksikan bahwa kapasitas pusat data di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, mencapai pertumbuhan hingga 268%, untuk memenuhi kebutuhan komputasi yang dibutuhkan oleh teknologi AI.

Saat ini, Indonesia memiliki pusat data yang siap untuk AI terbesar kedua di Asia Tenggara dengan kapasitas 202 megawatt (MW). Proyeksi peningkatan kapasitas ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk berinvestasi dalam infrastruktur digital yang mendukung perkembangan AI.

Pertumbuhan AI tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh kawasan Asia Tenggara. Kawasan ini menunjukkan tingkat adopsi AI yang pesat dan bahkan menyumbang tiga negara sebagai pasar terbesar global AI, yaitu Singapura, Filipina, dan Malaysia.

Pertumbuhan pusat data di Asia Tenggara diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi negara-negara di kawasan ini, termasuk penciptaan lapangan kerja baru, pembentukan wadah inovasi, dan pertumbuhan ekonomi, terutama dari industri AI yang memanfaatkan pusat data sebagai infrastruktur utama.

Lebih lanjut, adopsi AI di Indonesia tidak terbatas pada tiga sektor yang disebutkan di atas. Berbagai industri lain juga mulai menjajaki dan menerapkan solusi berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi.

Misalnya, di sektor keuangan, AI digunakan untuk deteksi fraud, penilaian risiko kredit, dan layanan pelanggan otomatis melalui chatbot. Di sektor e-commerce, AI dimanfaatkan untuk personalisasi rekomendasi produk, optimasi logistik, dan analisis sentimen pelanggan.

Di sektor kesehatan, AI digunakan untuk diagnosis penyakit, pengembangan obat, dan personalisasi perawatan pasien,peningkatan kapasitas pusat data di Indonesia juga akan mendukung perkembangan ekosistem startup berbasis AI.

Dengan infrastruktur yang memadai, para pengembang dan peneliti AI di Indonesia dapat mengembangkan solusi-solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan lokal dan global. Hal ini juga akan mendorong kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam pengembangan dan penerapan AI.

Meskipun potensi AI di Indonesia sangat besar, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah ketersediaan talenta AI yang berkualitas.

Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan di bidang AI sangat penting untuk memastikan ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten. Selain itu, perlu juga ada regulasi dan kebijakan yang mendukung pengembangan AI yang bertanggung jawab dan etis.

Secara keseluruhan, perkembangan AI di Indonesia menunjukkan tren yang positif. Dengan adopsi yang semakin luas di berbagai sektor dan investasi dalam infrastruktur pendukung, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain penting dalam ekosistem AI global.

Pemanfaatan AI yang tepat dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian, sosial, dan kemajuan bangsa.

Posting Komentar untuk "Google Ungkap 3 Sektor Bisnis di Indonesia yang Paling Banyak Menggunakan AI"